PERENCANAAN BELAJAR DAN PEMBELAJARAN
SMPN 15 MANOKWARI & SMA
KATOLIK “VILLANOVA”
Disusun
oleh :
1. Ade
maesaroh (2011 58 004)
2. Triastuti
handayani (2011 58 005)
3. Tirza
pangkali (2011 58 006)
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA
JURUSAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN
ALAM
UNIVERSITAS NEGERI PAPUA
MANOKWARI
2013
KATA PENGANTAR
Puji
syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan
Yang Maha Esa yang telah melimpahkan karunia-Nya,sehingga kami dapat
menyelesaikan penyususan laporan wawancara ini. laporan wawancara ini disusun
dengan tujuan untuk melengkapai salah satu tugas perencanaan
belajar dan pembelajaran. kami mengucapkan terima kasih kepada :
1.
Kepala
Sekolah SMA KATOLIK “VILLANOVA” dan Guru
bidang Studi mata Pelajaran Fisika Ibu Lauren.
2.
Kepala
Sekolah SMPN 15 ANGGORI dan Guru bidang Studi
mata pelajaran Fisika Ibu Sin.
3.
Dosen
pembimbing mata kuliah Perencanaan Belajar dan Pembelajaran.
4.
Teman –teman pendidikan
Fisika angkatan 2011 yang telah bekerja sama dalam menyusun laporan wawancara
ini sehingga dapat terselesaikan dengan baik.
5.
Kami
juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu kami baik secara langsung maupun tidak langsung.
Kami
menyadari bahwa laporan ini masih jauh
dari kesempurnaan dan masih banyak kekurangan. Oleh karena itu kami memohon
kepada pembaca untuk memberikan kritik dan saran yang bersifat membangun.Kami
berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi kami serta para pembaca.
Manokwari
, 25 November 2013
Penulis
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1
LATAR
BELAKANG
Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan,
isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman
penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan
tertentu.(UU sisdiknas Nomor 20 Tahun 2003)
Kurikulum
merupakan seperangkat rencana dan pengaturan tentang kompetensi yang dibakukan
dan cara pencapaiannya disesuaikan dengan keadaan dan kemampuan daerah.
Kompetensi perlu dicapai secara tuntas (belajar
tuntas). Kurikulum dilaksanakan dalam rangka membantu anak didik
mengembangkan berbagai potensi baik psikis dan fisik yang meliputi moral dan
nilai-nilai agama, sosialemosional, kognitif, bahasa, fisik/motorik,
kemandirian dan seni untuk siap memasuki pendidikan dasar.
Perencanaan dan Pembelajaran fisika adalah salah satu mata kuliah di
program studi pendidikan fisika. Mata kuliah ini mempelajari tentang bagaimana
melakukan perencanaan dan pembelajaran fisika dimulai dari tahap persiapan
sampai pada tahap program tindak lanjut.
Untuk itu dilakukan kunjungan ke sekolah untuk memperoleh informasi
mengenai perencanaan dan pembelajaran di sekolah. Kunjungan dilakukan di dua
tingkatan sekolah, yaitu tingkat Sekolah Menengah Pertama dan tingkat Sekolah
Menengah Atas.
1.2
RUMUSAN
MASALAH
1.
Bagaimana persiapan
dan perencanaan pembelajaran di sekolah?
2.
Hal apa saja
yang perlu disiapkan seorang guru sebelum memulai pembelajaran?
3.
Sumber dan bahan
ajar apa yang digunakan di sekolah tersebut?
4.
Bagaimana
pengaturan ruang belajar siswa?
5.
Bagaimana
penilaian hasil belajar siswa?
6.
Bagaimana
evaluasi di sekolah tersebut, baik siswa maupun guru?
7.
Apakah ada
program tindak lanjut? Jika ada bagaimana proses tindak lanjut tersebut?
1.3
TUJUAN
1.
Untuk mengetahui
bagaimana persiapan dan perencanaan pembelajaran di sekolah?
2.
Untuk mengetahui
hal apa saja yang perlu disiapkan seorang guru sebelum memulai pembelajaran?
3.
Untuk mengetahui
sumber dan bahan ajar apa yang digunakan di sekolah tersebut?
4.
Untuk mengetahui
bagaimana pengaturan ruang belajar siswa?
5.
Untuk mengetahui
bagaimana penilaian hasil belajar siswa?
6.
Untuk mengetahui
bagaimana evaluasi di sekolah tersebut, baik siswa maupun guru?
7.
Untuk mengetahui
bagaimana proses program tindak lanjut di sekolah tersebut?
BAB
II
DASAR
TEORI
Persiapan
mengajar pada hakikatnya memeproyeksikan apa yang akan dilakukan. Dengan
demikian, persiapan mengajar adalah memperkirakan tindakan yang akan dilakukan
dalam kegiatan pembelajaran.
Menurut Kenneth D. Moore rencana mingguan itu sangat perlu sebagai garis
besar program pengajaran yang bisa
disiapkan guru dan diserahkan kepada adminitrasi sekolah sehingga kalau
tiba-tiba guru tersebut ada halangan, yang lain bisa mempunyai informasi apa
yang harus disampaikan pada muridnya. Sedangkan rencana harian, adalah rencana
pembelajaran yang disusun untuk setiap hari mengajar, dan bersentuhan
langsung dengan suasana kelas.
Aderson dalam E. mulyasa Perencanaan jangka panjang
disebut unit plan yang merupakan perencanaan bersifat komprehensif, dimana dapat dilihat aktifitas guru selama satu
semester. Perencanaan umum ini memerlukan uraian lebih rinci melalui
perencanaan jangka pendek yang disebut dengan persiapan mengajar
Sumber belajar
ditetapkan sebagai informassi yang disajikan dan disimpan dalam berbagai bentuk
media,yang dapat membantu siswa dalam belajar sebagai perwujudan dari
kurikulum. Dengan demikian, sumber belajar juga
diartikan sebagai segala tempat atau lingkungan sekitar, benda, dan orang yang
mengandung informasi dapat digunakan sebagai wahana bagi peserta didik untuk
melakukan proses perubahan tingkah laku.
Bahan ajar
adalah segala bentuk yang bisa digunakan untuk membantu guru/instruktor dalam
melaksanakan kegiatan belajar mengajar. Bahan yang dimaksud bisa bahan tertulis
dan tidak tertulis.
Sebuah bahan ajar paling tidak mencakup
antara lain:
Ø Petunjuk
belajar(petunjuk guru/siswa)
Ø Kompetensi
yang akan dicapai
Ø Informasi
pendukung
Ø Latihan-latihan
Ø Petunjuk
kerja, dapat berupa lembar karja (LK)
Ø Evaluasi
Bahan ajar
adalah seperangkat materi yang disusun secara sistematis sehingga tercipta
lingkungan/suasana yang memungkinkan siswa belajar dengan baik. Dengan
demikian, bentuk bahaan ajar dapat dikelompokkan menjadi empat yaitu:
1.
Bahan cetak (printed)
antara lain handout, buku, modul, lembr kerja siswa, brosur, leaflet,
wallchart, foto/gambar, model/maket.
2.
Bahan ajar dengar
(audio) seperti kaset, radio, piringan hitam, dan compact disk,film.
3.
Bahan ajar pandang
dengar (audio visual) seperti video compact disk, film.
4.
Bahan ajar interaktif
(interactive teaching material) seperti compact disk interaktif.
Pengelolaan
pembelajaran merupakan suatu proses penyelenggaraan interaksi peserta didik
dengan dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar.
Kedudukan siswa dalam kurikulum berbasis kompetensi merupakan produsen yang artinya
siswa sendiri yang mencari tahu pengetahuan yang dipelajarinya. Siswa dalam
suatu kelas memiliki kemampuan yang beragam sehingga guru perlu mengatur siswa
kapan bekerja secara perorangan,
berpasangan, berkelompok maupun
klasikal.
Menurut Andree,1982 ada beberapa macam
pengelompokan siswa,diantaranya:
1.
Task Planning Groups
Bentuk
pengelompokan berdasarkan rencana tugas yang akan diberikan guru.
2. Teaching
Groups
Biasa
digunakan untuk group teaching,dimana guru memerintahkan suatu hal,siswa yang
ada pada tahap yang sama mengerjakan tugas yang sama pada saat yang sama.
3. Seating
Groups
Pengelompokan yang bersifat umum, dimana 4-6 siswa duduk
mengelilingin satu meja.
4. Joint
Learning Groups
Pengelompokan
siswa dimana satu kelompok siswa bekerja dengan kegiatan yang saling terkait.
5. Collaborations
Groups
Kelompok
kerja yang menitik beratkan pada kerjasama tiap individu.
Dua kategori pokok masalah
pengelolaan siswa,yaitu :
a.
Masalah individu
Kategori
masalah individu dalam pengelolaan siswa menurut Dreikurs dan Cassel didasarkan pada asumsi bahwa tingkah laku
manusia mempunyai maksud dan tujuan.Tiap individu mempunyai kebutuhan untuk
merasa diterima di lingkungan sosialnya.Jika individu merasa putus asa dan
kurang bisa diterima di lingkungan sosialnya,maka individu berkelakuan buruk.
b. Masalah
kelompok
Johnson dan Bany
mengidentifikasi masalah kelompok dalam
pengelolaan kelas , yaitu Kurangnya kesatuan, Ketidaktaatan terhadap standar
tindakan dan prosedur kerja, Reaksi negatif terhadap pribadi anggota, Pengakuan
kelas terhadap kelakuan guru, Kecenderungan adanya gangguan,kemacetan pekerjaan
dan kelakuan yang dibuat-buat, Ketidakmampuan untuk menyesuaikan diri dengan
perubahan lingkungan, Semangat juang yang rendah dan adanya sikap permusuhan.
Pengelolaan
siswa merupakan kegiatan atau tindakan guru dalam rangka menyediakan kondisi
yang optimal agar proses belajar mengajar berlangsung efektif. Tindakan
tersebut dapat berupa tindakan yang bersifat pencegahan dan tindakan yang
bersifat kuratif.
a. Usaha yang bersifat pencegahan (preventif)
Tindakan yang dilakukan
sebelum munculnya tingkah laku yang menyimpang yang mengganggu kondisi optimal
berlangsungnya pembelajaran.
b. Usaha yang bersifat penyembuhan (kuratif)
Berkenaan
dengan kegiatan yang bersifat penyembuhan, Johar Pramana (200:61) mengemukakan
langkah-langkah sebagai berikut :
1. Mengidentifikasi
masalah
Berdasarkan masalah
tersebut guru mengidentifikasi jenis penyimpangan sekaligus mengetahui latar
belakang yang membuat peserta didik melakukan penyimpangan tersebut.
2. Menganalisis
masalah
Guru menaganalisis
penyimpangan peserta didik dan menyimpulkan latar belakang dan sumber-sumber
dari penyimpangan itu serta menentukan alternatif penanggulangannya.
3. Menilai
alternatif –alternatif pemecahan
Guru menilai dan
memilih alternatif pemecahan masalah yang tepat untuk menaggualngi masalah
tersebut.
4. Mendapatkan
balikan
Guru melaksanakan monitoring untuk menilai
keampuhan pelaksanaan dari alternatif pemecahan yang dipilih.
Faktor
–faktor dalam mendukung Pengelolaan Pembelajaran yang utama terdapat dalam
prinsip, strategi, dan tahapan kegiatan belajar mengajar.
1.
Prinsip-prinsip pembelajaran antara lain:
Motivasi,
Fokus, Bicara perlaha, repetisi (mengulang kalimat), analogi langsung (
menggunakan permisalan), memperhatikan keragaman anak, memperhatikan 3 tujuan
moral, memperhatikan pertumbugan dan perkembangan anak, menumbuhkan kreatifitas
anak, berbaur dengan siswa, aplikasi dan teladan.
2. Strategi
pembelajaran
a. pendekatan
pendekatan
dapat diartikan sebagai seperangkat asumsi berkenaan dengan hakikat dan belajar
mengajar. Menurut tolkhah (2004) ada beberapa pendekatan yang perlu mendapat
kajian lebih lanjut :
·
pendekatan psikologis
(psychological approach)
·
pendekatan
sosio-kultural (socio-cultural approach)
b. Metode
Yang
perlu diperhatikan dalam metode adalah akomodasi menyeluruh terhadap prinsip
kegiatan belajar mengajar.
ü Berpusat
kepada anak didik (student oriented)
ü Belajar
dengan melakukan (learning by doing)
ü Mengembangkan
kemampuan sosial
ü Mengembangkan
keingintahuan dan imajinasi
ü Mengembangkan
kreatifitas dan keterampilan anak untuk memecahkan masalah.
Berikut
ini beberapa metode yang dapat diterapkan dalam proses pembelajaran :
ü Metode
ceramah
ü Metode
tanya jawab
ü Metode
tulisan
ü Metode
diskusi
ü Metode
pemecahan masalah(problem solving)
ü Metode
kisah
ü Metode
perumpamaan
ü Metode
Pemahaman dan penalaran
ü metode
praktik
ü metode
karyawisata
ü metode
pentahapan
c. pengelolaan
lingkungan kelas antara lain :
·
ruang belajar
·
pengaturan sarana
belajar
·
susunan tempat duduk
·
peneranagan
·
suhu
·
pembentukan dan
pengembangan kompetensi
·
bina suasana dalam
pembelajaran
Evaluasi
merupakan pengukuran ketercapaian program pendidikan, perencanaan suatu program
substansi pendidikan termasuk kurikulum dan pelaksanaannya, pengadaan dan
peningkatan kemampuan guru, pengelolaan pendidikan, dan reformasi pendidikan
secara keseluruhan. Pada
Kurikulum Berbasis Kompetensi, komponen penilaiannya dikenal dengan Penilaian
Berbasis Kelas yaitu kegiatan yang dilakukan untuk memperoleh dan
mengefektifkan informasi tentang hasil belajar siswa pada tingkat kelas selama dan
setelah kegiatan belajar mengajar.
Proses penilaian mencakup pengumpulan sejumlah
bukti-bukti yang menunjukkan pencapaian hasil belajar siswa.
Tujuan penilaian kelas antara lain : Penelusuran (keeping track), yaitu untuk menelusuri
agar proses pembelajaran anak didik tetap sesuai dengan rencana,
Pengecekan (checking-up), yaitu untuk mengecek adakah
kelemahan-kelemahan yang dialami anak didik dalam proses pembelajaran,
Pencarian (finding-out), yaitu untuk mencari dan
menemukan hal-hal yang menyebabkan terjadinya kelemahan dan kesalahan dalam
proses pembelajaran, Penyimpulan (summing-up), yaitu untuk menyimpulkan apakah anak didik
telah menguasai seluruh kompetensi yang ditetapkan kurikulum atau belum.
Adapun fungsi
–fungsi penilain kelas : Fungsi motivasi adalah penilaian oleh guru dikelas harus mendorong motivasi
siswa untuk belajar, Fungsi belajar tuntas adalah penilaian dikelas harus diarahkan untuk memantau
ketuntasan belajar siswa, Funsi sebagai indikator efektifitas pengajaran
adalah penilaian dikelas digunakan untuk melihat seberapa
jauh proses belajar mengajar telah berhasil,
dan Fungsi
umpan balik adalah hasil penilaian harus dianalisis
oleh guru sebagai bahan umpan balik bagi siswa dan guru itu sendiri.
Ragam penilaian
kelas di bagi menjadi tes tertulis Tes tertulis merupakan tes dalam bentuk bahan tulisan (baik soal maupun
jawabannya). Tujuan Penggunaan Tes
antara lain Mendiagnosa
siswa, Menilai
kemampuan siswa, Memberikan bukti atas kemampuan yang telah dicapai,
Menyeleksi kemampuan siswa
baik secara individu maupun kelompok, Monitoring standar pendidikan
dan penilaian kinerja adalah
suatu penilaian yang meminta peserta tes untuk mendemonstrasikan dan
mengaplikasikan pengetahuan ke dalam berbagai macam konteks sesuai dengan
kriteria yang diinginkan.
Manusia mempunyai sifat bawaan,
misalnya Kecerdasan,Temperamen. Menurut
Klausmeier (1985), ada
tiga model belajar dalam rangka pembentukan sikap antara lain :
q Mengamati
dan meniru
q Menerima
penguatan
q Menerima
informasi verbal
Hasil penilaian
sikap perlu dimanfaatkan dan ditindaklanjuti. Manfaatnya untuk memperoleh
masukan atau umpan balik bagi peningkatan profesionalisme guru, perbaikan
proses pembelajaran dan pembinaan sikap siswa. Hasil pengukuran dan penilain
sikap dalam kelas dapat dimanfaatkan untuk hal-hal sebagai berikut :
- Pembinaan sikap siswa
- Perbaikan proses pembelajaran
- Peningkatan profesionalitas guru
Belajar
pada hakikatnya adalah suatu aktivitas yang mengharapkan perubahan tingkah laku
(behavioral change) pada individu yang belajar. Belajar dipengaruhi oleh
berbagai faktor seperti :Bahan yang dipelajari, Instrumen, Lingkungan dan kondisi si pelajar.
Masalah
belajar adalah suatu kondisi tertentu yang dialami oleh seseorang murid dan
menghambat kelancaran proses belajarnya. Pada dasarnya masalah-masalah belajar
dapat digolongkan atas :
·
Sangat cepat dalam
belajar
·
Keterlambatan akademik
·
Lambat belajar
·
Penempatan kelas
·
Kurang motif dalam
belajar
·
Sikap dan kebiasaan
buruk
·
Kehadiran disekolah
Program tindak lanjut bertujuan untuk membantu siswa
dalam mengatasi masalah-masalah belajar yang dihadapi siswa.
BAB
III
PEMBAHASAN
3.1 Laporan Hasil
Observasi SMP N 15 Manokwari
SMP N 15 Manokwari merupakan salah satu Sekolah
Menengah Pertama yang berada di Kabupaten Manokwari, tepatnya di kampung
Anggori. Untuk lebih jelas mengenai profil SMP N 15 Manokwari dapat dilihat pada lampiran.
Kunjungan ke SMP
N 15 Manokwari dilakukan pada Sabtu,
16 November 2013. Kunjungan
tersebut dilakukan untuk
wawancara guna menggali informasi mengenai perencanaan dan pembelajaran fisika di
sekolah tersebut.
SMP N 15 Manokwarii hanya memiliki satu
orang guru fisika. Guru fisika tersebut biasa di sapa dengan panggilan ibu Sin.
Beliau sudah mengajar di SMP N 15 Manokwari
selama 3 tahun. Beliau juga masih merupakan guru honor di sekolah tersebut.
Hal-hal yang
perlu dilakukan atau dipersiapkan oleh ibu Sin sebelum mengajar diantaranya
mempelajari atau memperdalam kembali materi-materi yang akan diberikan kepada
siswa siswi di kelas. Kemudian mempersiapkan kelas dengan suasana senyaman
mungkin. Meja dan kursi di atur menghadap ke depan, terkadang membentuk huruf U
ataupun berkelompok.
Sebelum masuk ke
bab baru atau materi yang baru, ibu sin biasa melakukan tanya jawab atau pun
pre test untuk sekedar mengingat kembali materi yang telah diajarkan. Hal ini
berguna sebagai pengantar atau penyambung ke materi selanjutnya.
Bahan ajar yang
digunakan ada dua, yaitu bahan ajar cetak dan bahan ajar interaktif. Bahan ajar
cetak berupa buku cetak, lks. Bahan ajar interaktif sendiri diciptakan dengan
membangun suasana belajar yang interaktif antara siswa dan guru. Sumber-sumber
belajar yang digunakan yaitu, buku cetak IPA TERPADU, buku cetak fisika
penerbit ERLANGGA, LKS, lingkungan, guru, dan benda-benda yang berkaitan dengan
materi yang diajarkan.
Dalam proses
belajar mengajar sering ditemui kendala-kendala mengajar, baik dari siswa
maupun sarana dan prasarana serta alokasi waktu. Kurangnya daya serap siswa
mengenai materi yang diberikan menyebabkan guru harus mengulang-ulang materi
yang sama sampai siswa dirasa sudah mengerti. Hal tersebut menyebabkan materi
satu semester tidak terselesaikan. karena alokasi yang ditentukan dengan materi
yang diberikan tidak sesuai. Untuk mengatasi hal tersebut ibu Sin memberikan jam
tambahan untuk menyelesaikan materi yang belum sempat terselesaikan. kurangnya
sarana dan prasarana di sekolah ini menyebabkan kurangnya praktek bahkan tidak
ada paktek untuk kelas VII, pratek dilakukan hanya pada kelas IX mengenai
tekanan. Solusi untuk kurangnya sarana dan prasarana tersebut, terkadang guru
menggunakan alat dan bahan sederhana untuk praktek, misalnya dalam penerapan
Hukum Archimedes dengan menggunakan telur, garam dan air.
Untuk penilaian
terhadap siswa dilakukan berdasarkan nilai-nilai pretest, tugas, ulangan
harian, dan ujian akhir semester. Selain itu kehadiran dan keaktifan siswa
dalam kelas pun menjadi salah satu faktor dalam penilaian.
Untuk evaluasi
terhadap guru, dilakukan dengan cara memberikan selembaran berupa kuisioner
yang berisi pertanyaan-pertanyaan seputar cara mengajar guru yang diberikan kepada siswa. Siswa memberikan kritik
dan saran mengenai cara mengajar guru selama satu semester.
Setelah
dilakukan evaluasi baik guru maupun siswa dilanjutkan dengan program tindak
lanjut. Program tindak lanjut bertujuan untuk membantu siswa dalam
mengatasi masalah-masalah belajar yang dihadapi siswa.
Dari hasil evaluasi siswa jika terdapat siswa yang memiliki nilai dibawah
standar atau tidak mencapai standar nilai yang ditentukan maka dilakukan
remedial. Waktu dan pelaksanaan
remedial dilakukan setelah
mengikuti tes/ujian kompetensi dasar tertentu,setelah mengikuti ulangan harian
atau setelah mengikuti tes/ujian akhir. Sedangkan untuk
guru, setelah mendapat penilaian dari siswa, guru
lebih meningkatkan kinerja mengajar agar siswa lebih bisa memahami dan mengerti apa yang
guru jelaskan.
3.2
Laporan
Hasil Observasi SMA KATOLIK “VILLANOVA”
SMA Villanova
merupakan salah satu Sekolah Menengah Atas Katolik yang berada di Kabupaten
Manokwari, tepatnya di jalan inamberi susweni. Untuk lebih jelas mengenai
profil SMA VILLANOVA dapat dilihat pada lampiran.
Kunjungan ke SMA
Katolik VILLANOVA dilakukan pada rabu,
6 november 2013.
SMA Katolik VILLANOVA merupakan Sekolah Menengah Atas Katolik
biasa di sebut dengan sekolah SMA VILLANOVA.
SMA Villanova merupakan sekolah swasta yang
berada di manokwari. Sekolah tersebut merupakan salah satu sekolah yayasan
katolik yang didirikan pada Juli 2010. Di sekolah Villanova ini menggunakan
sistem asrama untuk putra dan putri. Akan tetapi,
karena saat ini gedung asrama masih dalam proses pembangunan, sehingga siswa
siswa dari luar Manokwari lebih diutamakan untuk tinggal di asrama sekolah.
Di sekolah ini memiliki 2 orang guru fisika.
Yang terdiri dari guru senior (guru lama) dan guru honor. Wawancara dilakukan
dengan salah satu guru fisika saja yaitu ibu lauren, yang merupakan guru
honor di sekolah tersebut.
Sebelum
melakukan suatu pembelajaran ibu lauren menyiapkan beberapa tahapan. Yang
pertama beliau menyiapkan silabus. Sebelum menyiapkan silabus beliau melihat
kalender pendidikan. Dari kalender pendidikan tersebut kita melihat protaposem,
protaposem merupakan tolak ukur suatu pembelajaran. Setelah melakukan
protaposem baru kita membuat silabusnya untuk mengetahui waktu yang digunakan
dan metode apa saja yang akan dilakukan beserta media apa saja yang akan
digunakan dalam pembuatan RPP.
Kurikulum yang
digunakan SMA ini masih menggunakan kurikulum KTSP karena tidak menjadi sekolah
percobaan untuk Kurikulum 2013. Kemudian yang kedua ibu lauren mempersiapkan sebelum
memberi suatu pembelajaran/ materi yang akan diajarkan biasanya beliau selalu
mengulang kembali materi- materi sebelumnya untuk mengingatkan apakah siswa
siswinya masih mengingat materi yang diajarkan sebelumnya. Beliau selalu
membuat suasana kelas nyaman agar siswa dalam menghadapi materi yang akan
diajarkan tidak terasa tegang. Untuk ruang kelas dan tempat duduk ibu lauren
menggunakan bentuk U atau kelompok khusus di kelas XII karena jumlah murid yang
tergolong sedikit. Sedangkan untuk
kelas X dan XI menggunakan aturan seperti biasa.
Bahan ajar yang
digunakan Bahan ajar yang digunakan ada dua, yaitu bahan ajar cetak dan bahan
ajar interaktif. Ibu Lauren
pernah mencoba dengan bahan ajar pandang yaitu menggunakan projector( in fokus)
akan tetapi terkendala oleh alat yamg rusak. Bahan
ajar cetak berupa buku cetak, lks. Dan membangun suasana belajar yang
interaktif antara siswa dan guru. Sumber-sumber belajar yang digunakan yaitu,
buku cetak fisika penerbit INTAN PARIWARA, buku cetak fisika penerbit ERLANGGA,
LKS, lingkungan, guru, dan benda-benda yang berkaitan dengan materi yang
diajarkan.
Sma viilnova
mempunyai beberapa jurusan seperti IPA, IPS dan BAHASA. Untuk pemilihan jurusan
khususnya IPA, biasanya menggunakan sistem nilai yaitu melihat nilai-nilai
hasil ujian akhir semester 1 dan minat para siswa siswinya (kemampuan siswa).
Dari nilai tersebut akan diseleksi oleh guru-guru jurusan IPA siswa mana yang
memenuhi standar nilai.
Dalam proses
belajar mengajar sering ditemui kendala-kendala mengajar, baik dari siswa
maupun sarana dan prasarana serta alokasi waktu. Menurut ungkapan ibu lauren,
kendala yang sering terjadi yaitu dari siswa yang selalu mengeluhkan bahwa mata
pelajaran yang khususnya fisika mereka mengatakan pelajaran fisika yang
terkesan sulit dan membosankan karena susah dan rumus- rumus yang diberikan
begitu banyak dan sulit.
Dari pernyataan
tersebut ibu lauren mengubah metode dan strategi yang digunakan agar siswa
dapat memahami pembelajaran dengan mudah. Seperti halnya mengubah strategi
pengelompokan diskusi, jadi siswa yang mampu digabungkan dengan yang kurang
mampu agar dapat saling membimbing dan terbimbing.
Untuk evaluasi
terhadap guru, dilakukan dengan cara memberikan selembaran berupa kuisioner
yang berisi pertanyaan-pertanyaan seputar cara mengajar guru. Evaluasi terhadap guru
dilakukan setiap semester.
Setelah
dilakukan evaluasi baik guru maupun siswa dilanjutkan dengan program tindak
lanjut. Dari hasil evaluasi siswa jika terdapat siswa yang memiliki nilai
dibawah standar atau tidak mencapai standar nilai yang ditentukan maka
dilakukan remedial. Dan siswa yang mempunyai nilai diatas standar akan diberi
pengayaan.
Sedangkan untuk
guru, guru lebih meningkatkan kinerja mengajar agar siswa lebih bisa memahami dan mengerti apa yang
guru jelaskan
BAB
IV
PENUTUP
4.1
Kesimpulan
Setelah melakukan wawancara di
SMP N 15 Manokwari hasil yang diperoleh adalah di sekolah tersebut hanya
memiliki satu orang guru fisika. Untuk persiapan dan perencanaan pembelajaran
di sekolah tersebut sudah cukup baik. Dimulai dari persiapan, sumber dan bahan
ajar, pengaturan kelas, penilaian, evaluasi sampai program tindak lanjut. Akan
tetapi, sarana dan prasarana di sekolah tersebut masih sangat jauh dari kata
sempurna. Ruang kelas yang masih sederhana dan laboratorium yang masih kurang
lengkap. Selain itu ada satu hal penting yang mempengaruhi proses pembelajaran
siswa, yaitu guru fisika bukanlah lulusan dari sarjana fisika melainkan sarjana
kehutanan.
Untuk SMA KATOLIK VILLANOVA,
hasil yang diperoleh tidak jauh berbeda mengenai persiapan dan perencanaan
pembelajaran. Dimulai dari persiapan, sumber dan bahan ajar, pengaturan kelas,
penilaian, evaluasi, dan program tindak lanjut. Akan tetapi mengenai sarana dan
prasarana sekolah tersebut, sekolah tersebut sudah cukup baik. Mengenai
fasiltas olah raga, fasilitas laboratorium, dan ruang kelas. Di sekolah ini
juga masih dalam proses pembangunan asrama untuk siswa dan siswi.
4.2
Saran
Dalam
penyusunan laporan ini, masih terdapat banyak kekurangan. Antara lain :
1.
Kepada para
pembaca kritik dan saran yang membangun sangat diharapkan guna perbaikan dalam
pembuatan laporan berikutnya.
2.
Dalam melakukan
observasi perencanaan dan pembelajaran harus menyiapkan konsep terlebih dahulu,
sehingga proses observasi bisa berjalan secara efektif dan efisien untuk
kedepannya.
3.
Untuk dosen mata
kuliah perencanaan dan pembelajaran, agar lebih memperhatikan mahasiswa dalam
proses observasi ataupun penyusunan laporan.
DAFTAR
PUSTAKA
|
|
|
|
|
|
|
|||||||||
|
|||||||||
|
|||||||||
|
|||||||||
|
|
|
|
||||
|
||||
|
|
|
|
||||||
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar