Kata
pengantar
Puji
Syukur kami panjatkan kehadirt Tuhan Yang Maha Esa, kerena oleh hidayahnya kami
dapat menyelesaikan tugas pembuatan makalah mikro teaching dengan judul “Tips
Efektif Pelaksanaan micro teaching dan Team Teaching”. Makalah ini buat dengan
tujuan untuk melengkapi tugas micro teaching.
Kami
mengucapkan terimakasih buat para pembaca yang telah membaca makalah ini. Tak
ada gading yang tak retak, begitula dengan pembuatan makalah ini masih banyak
kesalahan. Penulis mengharapkan saran pembaca untuk memperbaiki makalah ini.
Trima kasih.
Manokwari,
21 Maret 2014
Penulis
Dafatr
Isi
Kata
Pengantar ……………………………………
. 1
Daftar
Isi …………………………………….
2
Bab
1 …………………………………….
3
Pendahuluan
…………………………………….
3
A.
Latar Belakang …………………………………….
3
B. Rumusan
masalah …………………………………….
4
C. Tujuan
penulisan …………………………………….
4
D.
Manfaat penulisan makalah ……………………………………. 4
Bab
2 …………………………………….
5
Pembahasan
…………………………………….
5
A. Tips
Sukses Micro Teaching ………………………………… 5
B. Tips
Sukses Team Teaching ………………………………… 11
Bab 3 ……………………………………
18
Penutup ……………………………………
18
A. Kesimpulan …………………………………… 18
B. Saran …………………………………....
19
Daftar Pustaka …………………………………..
20
BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Micro
teaching atau pengajaran Mikro merupakan kegiatan yang sangat vital bagi
setiap mahasiswa atau calon guru. Untuk memenuhi tuntutan agar dapat percaya
diri dan professional di bidang
keguruan.
Pembelajaran
adalah proses utama pendidik. Interaksi guru dan murid secara dialogis dan
kritis adalah penentu efektivitas program pembelajaran. Artinya dibutuhkan inovasi
pembelajaran dengan berbagai dengan pendekatan yang efektif untuk membangkitkan
semangat belajar anak didik.
Dilihat
dari aspek historis bahwa Pengajaran mikro mulai di kembangkan di Universitas
Stanford pada tahun 1963, dalam rangka menemukan metode latihan bagi para calon
guru yang lebih efektif. Dalam rangka mengembangkan keterampilan mengajar,
ketrampilan mengajar yang kompleks itu dipecah - pecah menjadi sejumlah
keterampilan agar mudah dipelajari. Di samping itu diteliti pula cara-cara
menggunakan metode secara fleksibel dan efektif, dan disertai
pertanyaan-pertanyaan sebagai reinforcement.
Dengan
demikian, guru yang professional adalah guru yang memiliki kompetensi seni dan
ketrampilan dalam mengajar. Ketrampilan mengajar memerlukan ketrampilan secara
spesifik dalam bentuk micro teaching. Micro teaching merupakan syarat mutlak
bagi calon guru untuk mendapatkan pengaaman-pengalaman nyata dalam berbicara di
depan kelas, mengajar, mengetahui secara langsung keadaan kelas dan metode,
model, strategi dan pendekatan apa yang cocok untuk murid di dalam kelas.
Globalisasi
informasi dan teknologi menjadi tantangan yang serius dalam dunia pendidikan.
Di era ini, profesionalitas guru menjadi syarat mutlak efektivitas lembaga
pendidikan. Jika guru tidak professional maka dunia pendidikan di negeri akan
akan menjadi terbelakang dan sulit bersaing dengan dunia luar.
Pembelajaran
Micro Teaching merupakan bekal bagi setiap calon guru dalam menghadapi praktik
lapangan. Micro Teaching dan Team
Teaching adalah terobosan progresif dalam dunia pendidikan, yang diharapkan
mampu mendongkrak prestasi pendidikan di negeri ini sehubungan dengan tantangan
dunia global yang semakin ketat.
Menurut
MZ. Mandaru, peran guru sangat penting dalam pendidikan. Baik atau buruknya
pendidikan tergantung bagaimana seorang guru melalkukan pendekatan dengan murid
dan dari cara mengajarnya. Guru adalah sarana untuk mewujudkan kecerdasan
bangsa dan cita-cita negara. Sehingga antara guru dan pendidikan merupakan
suatu komponen yang tak terpisahkan.
Sebagai
sebuah terobosan progresif dalam pembelajaran, micro teaching dan team teaching
harus didukung oleh sistem operasional yang efektif dan professional. System
tersebut berkisar pada masalah sumber daya manusia dan sumber daya financial
yang terintegrasi dengan baik. Dari sana, sarana dan prasana yang di butuhkan
dapat di penuhi, serta difungsikan dengan baik dan penuh determinasi.
Dalam
konteks inilah dibutuhkan tips efektif pelaksanaan micro teaching dan team
teaching yang akan menyukseskan target pembelajaran yang di cita - citakan.
B. Rumusan
Masalah
Berdasarkan
latar belakang diatas dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut:
1.
Apa saja tips suskes Micro teaching?
2.
Apa saja tips sukses Team Teaching?
C. Tujuan
Penulisan
Berdasarkan
rumusan masalah tujuan penulisan makalah ini adalah :
1.
Menjelaskan tips sukses micro teaching.
2.
Menjelaskan tips sukses Team Taching.
D. Manfaat
Penulisan Makalah
Adapun manfaat
penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
1.
Mahasiswa-mahasiswi
agar dapat berani tampil berbicara didepan kelas, dan mendapat pengetahuan tambahan sendiri.
agar dapat berani tampil berbicara didepan kelas, dan mendapat pengetahuan tambahan sendiri.
BAB
II
PEMBAHASAN
A. TIPS
SUKSES MICRO TEACHING
Ada
beberapa tips agar mikro teaching dapat berjalan sukses, lancar, dan sesuai
dengan yang diharapkan. Beberapa tips tersebut adalah sebagai berikut.
1.
Tersedianya Laboratorium
Tersedianya laboratorium adalah
sebuah keniscayaan. Laboratorium itu menjadi media eksperimentasi, observasi,
dan generalisasi metode pembelajaran yang akan diaplikasikan guru dalam
mengajar. Laboratorium inilah yang dijadikan sebagai instrument evaluasi oleh
guru senior dalam menilai kemampuan guru junior atau kesempatan menyerap
pengalaman junior kepada guru senior. Laboratorium tersebut harus dilengkapi
dengan berbagai fasilitas dan media pembelajaran yang presenatatif. Misalnya,
ada multi media dan perangkat audio visual, televisi, komputer, dan lain
sebagainya.
Menurut A. Suherman, Laboratorium
micro teaching memiliki enam fungsi. Berikut ke enam fungsi tersebut.
Ø Fungsi
Intruksional
Laboratorium berfungsi menyediakan
fasilitas bagi calon guru atau tenaga pendidik untuk berlatih, memperbaiki, dan
meningkatkan ketrampilan dalam pembelajaran. Pada hakikatnya, semua kegiatan
tersebut merupakan latihan penerapan pengetahuan tentang metode dan teknik
mengajar atau ilmu keguruan yang telah dipelajari sacara teoritis.
Ø Fungsi
pembinaan
Laboratorium micro teaching
menyediakan kemudahan untuk membina atau mengembangkan ketrampilan khusus
tentang teknik-teknik mengajar yang efektif bagi tenaga kependidikan
Ø Fungsi
diagnostik
Laboratorium micro teaching
menyediakan fasilitas dan kondisi spesifik untuk calon guru/tenaga kependidikan
yang mengalami kesulitan dalam melaksanakan ketrampilan-ketrampilan tertentu
dalam proses belajar dan mengajar.
Ø Fungsi
Integralistik
Pengajaran melaui micro teaching
merupakan bagian integral dari program pengalaman lapangan (PPL). Ia juga merupakan mata kuliah prasayarat PPL,
dan berstatus mata kliah wajib lulus.
Ø
Fungsi Supervisi
Laboratorium micro teaching dapat
juga digunakan oleh calon tenaga pendidik untuk meningkatkan ketrampilan dalam
hal mengajar. Pada gilirannya, ia akan mampu memberikan bimbingan secara
profeional kepada guru-guru di sekolah.
Ø Fungsi
Eksperimental
Keberadaan laboratorium micro
teaching berfungsi sebagai wahana percobaan bagi para pakar pendidikan.
Seperti, seorang dosen atau ahli, berdasarkan penelitaiannya, menemukana suatu
model atau metode pembelajaran. Sebelum penemuaaan itu di praktikan dilapangan,
terlebih dahulu ia dapat mengujinya di laboratorium micro teaching ini. Dengan
demikian, hasilnya dapat di evaluasi, dan dapat diketahui letak kelemahannya
untuk segera dilakukan perbaikkan.
Oleh karena fungsi itu, laboratorium
micro teaching harus terdiri atas ruangan khusus yang dilengkapi dengan kamera
video, recoder, microphone, dan penerangan yang cukup. Ukuran luas ruangan
micro teaching tidak ada standar yang baku.
Selanjutnya tersedia sebuah sarana
lain. Seperti halnya sebuah ruang kelas yang dilenkapi dengan white board ,
meja, kursi dan OHP kalau memang di perlukan. Seorang teknisi atau operator
andal yang sekaligus dapat bertindak sebagai cameramen adalah sangat di
butuhkan keberadaannya dalam micro teaching. Hal tersebut dikarenakan pengusaan
teknis rekaman video/audio menjadi prasyarat yang mutlak.
2.
Membekali Kompetensi Guru
Guru adalah modal utama dalam
pembelajaran. Ia bahakan memegang peranan utama dalam signifikan dalam sebuah
dinamika pendidikan. Guru inilah, yang harus diberdayakan pertama kali karena
dampaknya sangat luas. Bahkan dalam hal internalisasi moral dan pencerahan
intelektual para murid.
Sebelum masuk dalam micro teaching,
guru sebaiknya dibekali dengan kemampuan dasar pengajaran yang meliputi metode
dan teknik mengajar, pembuatan RPP, penggunaan media pembelajaran, dan kemampuan
menguasai kelas. Sehingga saat masuk dalam laboratorium, ia siap tampil sebagai
seniman dalam panggung teater yang mampu menampilkan variasi metode
pembelajaran secara aktif, dinamis, dan kreatif.
Dalam konteks pengembangan
professionalitas ini, sangat penting bagi guru mempelajari cara mengajar aktif.
Pembelajaran aktif (active learning)
tampaknya telah menjadi pilihan utama dalam praktik pendidikan saat ini. Di
Indonesia, gerakkan pembelajaran aktif ini terasa semakin mengemuka bersamaan
dengan upaya reformasi pendidikan nasional, yaitu sejak sekitar akhir tahun
90-an. Gerakkan perubahan ini semakin berlanjut hingga sekarang, dan guru terus
menerus semakin didorong, agar dapt menerapkan konsep pembelajaran aktif dalam
setiap praktik pembelajaran.
3.
Melakukan Pengawasaan
Pengawasaan harus dilakukan dengan mengumpulkan informasi
dan dat sesuai dengan fakta yang terjadi di lapangan. Kemudian data tersebut
dideskripsikan dan dianalisis dengan perangkat keilmuan yang jelas dan terukur.
Dengan demikian, akan diketahui respon anak didik yang respek, apresiatif, dan
fress terkait dengan pendekaan yang digunakan seorang guru dalam proses
pembelajaran dan mengajar. Atau sebaliknya anak didik justru merasa malas,
bosan dan ingin cepat selesai karena pengetahuan, penampilan, dan pendekatan
yang digunakan seorang guru monoton, pasif, dan sentralistik.
Agar pengawasan dapat berjalan secara
efektif, berikut beberapa hal yang haruds diperhatikan
Ø Pengawasan
harus dikaitan dengan tujuan dan kriteri dalam system pendidikan, efisiensi,
dan produktivitas.
Ø Pengawasaan
hendaknya disesuaikan dengan sifat dan kebutuhan organisasi. oleh karena itu,
perlu diperhatikan pola dan tata organisasi, baik dalam hal susunan, peraturan,
kewenangan dan tugas-tugas yang telah di gariskan dalam uraian tugas(job
description).
Ø Pengawasan
harus dilakukan secara proporsional. Jika pengawasan terhadap team terlampau
sering, ada kencendrungan mereka akan kehilangan otonomi, bahkan pengawasan
terkadang dirasakan sebagai bentuk pengekangan. Di beberapa keadaan,
pengawasaan yang sedemikian ketatnya, karyawan cendrung berpikir untuk
melakukan pembelaan diri dari pada berusaha menunjukan pertasi kerja yang baik.
Ø Sistim
pengawasan harus dikemudikan (steering controls), yaitu tanpa mengorbankan otonomi
dan kehormatan manajerial, tetapi fleksibel. Artinya, system pengawasan
menunjukan kapan dan dimana tindakkan korektif harus diambil masalahnya,
pengawasan memiliki implikasi emosional dan motivasional yang berhubungan
dengan konsekuensi fungsional dan disfungsional.
Ø Pengawasaan
hendaknya mengacu kepada tindakkan perbaikkan. Dengan kata lain, tidak hanya
mengukapkan penyimpangan, tetapi juga penyediaan alternatif dan menetukan
tindakkan perbaikkan.
Ø Pengawasaan
hendaknya mengacu kepada prosedur pemecahan masalah, menetukan penyebab,
membuat rancangan penanggulangan, melakukan perbaikkan, mengecek hasil
perbaikkan, dn mencegah timbulnya masalah yang serupa.
4.
Evaluasi Secara Kontinu
Ada banyak cara yang bisa dilakukan
untuk mengevaluasi proses kegiatan belajar dan mengajar. Beberapa cara tersebut
antara lain untuk kerja (performance), penugasan (proyek), hasil kerja
(produk), tes tulis, portofolio, dan penilaian sikap. Adapun manfaat dari
evaluasi antara lain sebagai landasan bagi kegiatan remedial, pengayaan, dan
perbaikan pada tingkat selanjutnya.
Evaluasi juga tidak boleh mengenyampingkan
prinsip-prinsip dasar yang ada di dalamnya. Beberapa prinsip dasar dalam
evaluasi adalah sebagai berikut.
Ø Valid
Terkadang guru kurang memahami apakah
instrument yang kita gunakan dalam evaluasi suda valid atau tidak. Akibatnya, hasil
evaluasi yang kita lakukan menimbulkan efek yang baik terhadap keputusan yang
akan kita ambil terkait dengan hasil yang kita lakukan.
Evaluasi harus dilaksanakan secara
objektif. Pelaksanaan evaluasi, dengan demikian tidak boleh terjebak dalam
pertimbangan kemanusiaan yang semu. Akibatnya, hasil evaluasi tidak
menggambarkan prestasi siswa yang sebenarnya.
Ø Adil
Keadilan, dalam hal apa pun, sangat
diperlukan. Guru terkadang kurang menyeluruh dalam mengevaluasi peserta didik.
Evaluasi yang dilakukan kadang hanya mengambil aspek-aspek tertentu, misalnya
pada aspek knowledge saja.. sementara
aspek afektif dan psikomotori diabaikan.
Ø Terbuka
Prinsip ini menekankan agar
pelaksanaan dan hasil evaluasi tidak boleh ditutup-tutupi. Guru tidak boleh
menutup-nutupi hasil evaluasi karena alasn tertentu. Misalnya, ia merasa tidak
senang karena sebagian siswanya mendapatkan hasil yang bagus. Oleh karena itu,
guru tersebut enggan untuk memberikan hasil evaluasi siswa yang bersangkutan.
Ø Bermakna
Seorang guru juga kadang tidak
mengerti apa yang hendak ia capai dalam evaluasi yang dilakukan. Ia sekedar
melakukan proses adminitrasi dalam kegiatan belajar dan mengajar. Dengan kata
lain, ia tidak mengerti makna dari dilakukannya sebuah evaluasi.
Secara umum, manfaat evaluasi bagi
program micro teaching akan mengahasilkan solusi-solusi cerdas bagi setiap
problem yang ada. Sehingga, problem tersebut tidak berlarut-larut dan
menghambat program yang dicanangkan.
5.
Menggunakan Manajemen Yang Profesional
Manajemen yang diterapkan dalam micro
teaching harus menjujung tinggi aspek profesionalitas, yaitu aspek keadilan,
kesetaraan, dan kesejahteraan. Jangan sampai menerapakan manajemen tradisional
yang otoriter, sentralistik, dan top
down.
Micro teaching yang sukses, selalu
memperhatikan manajemen yang transparan, akuntabel, dan pertisipatif sehingga
seluruh komponen yang terlibat merasa di hargai,.
Manajemen yang partisipatif akan
mendorong semua elemen untuk memberikan kontribusi sesuai kemampuan
masing-masing demi suksesnya micro teaching. Mereka akan terpanggil untuk
mendedikasikan kemampuan dan keahliannya demi kesuksessan program yang
dirancangkan. Wahana aktualisasi yang relevan akan mendorong masing-masing
person di dalamnya untuk menampilkan kemampuan terbaik sesuai dengan jargon.
B. TIPS
SUKSES TEAM TEACHING
Ada beberapa langkah aplikatif dan
visioner yang dapat dilakukan dalam rangka merealisasikan team teaching ini.
Langkah-langkah tersebut adalah sebagai berikut ini:
Ø Perencanaan
yang matang
Perencanaan menempati peran utama
dalam kesuksessaan team teaching. Perencanaan yang dilakukan secara
bersama-sama menjadi kebutuhhan pokok. Perencaan itu meliputi beberapa hal
antara lain yang diajarkan, referensi yang digunakan, metode yang dipakai,
peran masing-masing team, dan langkah-langkah taktis-solutif yang diperlukan.
Dengan perencanaan yang matang,
implementasi team teaching dilapangan menjadi lebih mudah. Ada keterbukaan,
komunikasi, dan interaksi dinamis antar guru team teaching. Sebab, semua
langkah sudah disepakati secara bersama. Tidak ada yang merasa diperlakukan
secara objek, tetapi semu team teaching berperan penting dalam menyukseskan
agenda.
Menurut Oemar Hamalik, criteria
perencanaan pengajaran yang sistemis adalah sebagai berikut:
·
Identifikasi Tugas-Tugas
Kegiatan merancang sebuah program
harus dimulai dari identifikasi tugas-tugas yang menjadi tuntutan suatu
pekerjaan. Karena itu perlu dibuat suatu job description secara cermat dan
lengkap berdasarkan prioritaspekerjaan itu. Selanjut ditentukan peranan-peranan
yang harus dilakukan sebagai titik tolak untuk menentukan tugas-tugas yang akan
dikerjakan oleh lulusan.
·
Analisis Tugas
Tugas-tugas yang telah ditetapkan
secara dimensional itu, selanjutnya dijabarkan menjadi seperangkat tugas yang
lebih terperinci. Setiap dimensi tugas dijabarkan sedemikian rupa, dan
mencerminkan sesuatu yang harus dikerjakan oleh lulusan.
·
Penetapan Kemampuan
Setiap kemampuan yang ingin dicapai,
hendaknya didasarkan pada kriteriakognitif, afektif, performance(perbuatan),
produk, dan eksplortaoris. Tentu saja, kemampuan-kemampuan yang diharapakan itu
harus relevan dengan tunutnan kerja yang telah ditentukan.
·
Spesifikasi Pengetahuan, Ketrampilan, dan Sikap
Setiap kemampuan (konigtif, afektif,
dan performance) yang perlu di miliki siswa hendaknya perlu dirinci menjadi
lebih spesifik lagi. Pengetahuan, sikap-sikap danketerampila-keterampilan apa
saja yang perlu dimiliki oleh setiap lulusan
·
Identifikasi Kebutuhkan Pendidikan dan Latihan
Langkah ini merupakan analisis
kebutuhan pendidikan dan latihan. Artinya jenis-jenis pendidikan atau latihan
yang sewajarnya disediakan dalam rangka mengembangkan kemapuan-kemampuan yang
telah ditetapkan. Misalnya, kegiatan belajar teoritis dan praktis atau latihan
di lapangan.
·
Perumusan Tujuan
Tujuan program atau pendidikan yang
bersifat umum handaknya dirumuskan kembali sehingga koheren dengan
kemampuan-kemampuan yang hendak di kembangkan.
·
Kriteria Keberhasilan Program
Kriteria, dalam konteks ini,
merupakan indicator keberhasilan suatu program. Keberhasilan itu di tandai
dengan tercapainya tujuan-tujuan atau kemampuan yang diharapkan. Dengan kata
lain, tujuan program dianggap tercapai bila lulusan dapt menunjukkan kemampuan
dalam melaksanakan tugas yang telah ditentukan.
·
Organisasi Sumber-Sumber Belajar
Langkah ini menenekankan pada materi
pelajaran yang akan disampaikan sehubungan dengan pencapaian kemampuan yang telah
ditentukan. Komponen ini juga berisikan sumber materi dan objek masyarakat yang
dapat dijadikan sebagai sumber informasi. Semua sumber belajar hendaknya di
organisasikan dalam rangka mencpai kemampuan yang telah ditentukkan.
·
Pemilihan strategi pengajaran
Titik berat pada langkah ini adalah
penentuan strategi dan metode yang akan digunakan untuk mencapai kemampuan yang
diharapkan. Kerena itu perlu dirancang kegiatan-kegiatan pengajaran dalam
bentuk kegiatan tatap muka, kegiatan terstruktur, kegiatan mandiri, serta
kegiatan berpengalaman lapangan yang relevan dengan bidang yang bersangkutan.
·
Uji Lapangan Program
Pengujian program yang telah didesain
dimaksudkan untuk melihat kemungkinan-kemungkinan saat diimplementasikan.
Melalui percobaan secarasistematis, sebuah program dapat di nilai kemungkinan
keberhasillan dan jenis kesulitan. Pada gilirannya, kegiatan ini dapt
memberikan informasi untuk perbaikkan program dalam masa mendatang.
·
Pengukuran Reabilitas Program
Pengukuran ini sejalan dengan
pelaksanaan uji coba program di lapangan. Berdasarkan pengukuran itu, dapat di
cek sejauh mana efektifitas program, valibitas dan rehabilitas alat ukur, dan
efektifitas sistem instruksional. Informasi pengukuran dapat dijadikan sebagai
umpan balik perbaikkan dan penyusunan program selanjutnya.
·
Pelaksanaa Program
Pada tingkat ini, perlu dirancang dan
dianalisis langkah-langkah yang harus ditempuh dalam rangka pelaksanaan
program. Langkah-langkah itu didasari oleh suatu asumsi bahwa rancangan program
yang telah didesain secara cermat, serta dilakukan uji coba dan perbaikkan,
dapat dipublikasikan da dilakukan dalam sampel yang lebih luas.
·
Monitoring Program
Sepanjang pelaksanaa program, perlu
diadakan monitoring secara terus menerus dan berkala untuk menghimpun informasi
tentang pelaksanaan program. Kegiatan monitoring hendaknya didesain secara
analistis. Mungkin selama pelaksanaan masih terdapat aspek-aspek yang perlu
diperbaiki dan diadptasikan. Dengan demikian, pada akhirnya, diharapkan ada
pengembangan program yang benar-benar sinkron dengan kebutuhan lapangan, dan
memiliki kemampuan beradaptasi.
2. Kerja
Sama Sinergis
Kerja sama sinergis merupakan mentalitas
lahir dan batin yang menyatu.Perencanaan tanpa kerja sam sinergis, akan hampa,
dan hanya ada dalam kertas. Akan ada banyak benturan, ketegangan, dan konflik
yang muncul. Oleh sebab itu, dalam team teaching harus diusahakan mencari
patner yang cocok sehingga ada keterbukaan, kerja sama, serta sinergi lahir dan
batin.
Kerja sama ini akan tercipta saling
pengertian, mengetahui kelebihan dan kekurangan masing-masing,serta menghargai
dn menempatkan diri sesuai engan aturan main yang disepakati. Tidak ada paksaan,
tekanan, dan dominasi antara yang satu dengan yang lain. Kerja sama atau
kooperasi berbeda maknanya dengan kompetisi dan induvidualisme. kompetisi
adalah perjuangan menang kalah untuk melihat siapa yang terbaik. Induvidualisme
adalah bekerja secara mandiri berdasarkan tujuan pembelajaran dengan tingkat
kemampuan dan ruang gerak masing-masing untuk mencapai kriteria keunggulan
(individualisme).
Bekerjasama dalam kelompok kecil
dapat mempermudah seseorang untuk memastikan semua anggota mengusai atau tidak
materi yang akan diberikan (koperasi)kepada siswa. Koperasi berarti bekerja
sama untuk mencapai tujuan bersama. Dalam kegiatan kooperatif, setiap anggota
team berusaha untuk mencapai hasil yang menguntungkan bagi diri mereka sendiri
dan semua anggota kelompok.
Ada lima esensial dalm kerja
kooperatif. Pertama, iterdepensi
positif. Interdepensi positif akan terstruktur dengan baik apabila setiap
anggota kelompok memandang bahwa mereka terhubung anataa satu sama lain. Kedua, interaksi yang mendorong antar
anggota team adalah untuk mencapai sukses dengan saling membantu, mendukung,
menyemangati, dan menghargai usaha. Ketiga,
tanggung jawab individual (individual
accountability). Tanggung jawab individual akan lahir ketika kinerja
masing-masing anggota kelompok dinilai, dan hasil penilaian tersebut
dikembalikan dianggota kelompok tahu siapa saja yang membutuhkan bantuan,
dukungan, dan dorongan lenih besar dalam menyelesaikan tugas.
Keempat,
berbagi skill interpersonal dan kelompok kecil
(interpersonal and small group skill). Kelima,
pemrosesan kelompok (group processing) pemrosesan kelompok terjadi ketika semua
anggotanya berdiskusi mengenai seberapa baik mereka telah mencapai tujuan
masing-masing, dan seberapa baik mereka telah memelihara hubungan kerja yang
efektif. Kelompok perlu menggambarkan tindakan angota yang manakah yang telah
sangat membantu ataupun tidak. Selain itu, kelompok juga perlu membuat
keputusan tentang sikap mana sajakah yang perlu dilanjutkan atau diubah.
3. Aktif
Mengevaluasi
Tidak ada sesuatu pun yang sempurna,
dan semua memiliki kelemahan atau kekurangan. Demikian juga dengan kelemahan
dan kekurangan yang terdapat dalam team teaching. Oleh sebab itu, evaluasi menjadi
penting.
Dalam team teaching, sebaiknya ada
waktu yang konsisten digunakan untuk mengevaluasi kelemahan dan kekurangan yang
ada. Ada kesempatan untuk saling memberi dan menerima kritik, saran, masukan
serta ide-ide segar dari patner. Sehingga, pembelajaran yang di sampaikkan,
semakin hari semakin berkualitas.
Dalam hubungannya dengan manajemen
pendidikan, tujuan evaluasi adalah sebagi berikut.
·
Untuk memperoleh dasar pertimbangan akhir suatu
periode kerja; apa yang telah dicapai, apa yang belum dicapai, dan apa yang
perlu mendapat perhatian khusus.
·
Untuk menjamin cara kerja yang efektif dan
efisien, yang membawa organisasi kepada penggunaan sumberdaya pendidikan
(manusia/tenaga, sarana/prasarana, biaya) secara efisien.
·
Untuk memperoleh fakta tentang kesulitan,
hambatan, dan peyimpangan dilihat dari aspek tertentu. Misalnya, dalam hal
pelaksanaan program tahunan, dan kemajuan belajar.
Dengan evaluasi yang dilakukan secara
rutin, masalh-masalah yang timbul akan terpecahkan, dan spirit membangun masa
depan akan kembali menyeruak dengan kuat dalam pribadi masing-masing.
4.
Melakukan Pembaharuan dan Inovasi
Pembaharuan dan inovasi merupakan
spirit dalam sebuah kemajuan. Segala sesuatu yang baru akan membawa kita kepada
keadaan yang menyegarkan,penuh warna,serta jauh drai kebosanan dan stagnasi.
Kita akan berjalan dengan semangat tinggi dalam mencapai target kualitas yang
mendalam dan penuh makna.
Pembaharuan dan inovasi membutuhkan
pemikiran cemerlang, genuine, dan
kontekstualisasi antar hasil perenungan dan analisi detail suatu masalah.
Selainitu, pembaharuan dan inovasi membutuhkan keberanian, tekad, dan keyakinan
yang kuat dalm aplikasinya. Komitmen dan konsistensi mengejar cita-cita akan
melahirkan banyak pembaharuan an inovasi yang bermanfaat bagi masyarakat dalam
jangka panjang. Selain harmonisasi sosia, progresivitas juga akan mengalir
deras dari pemikiran dan aksi-aksi pembaru.
Team teaching sangat mengharapkan
pembaruan dan inovasi secara terus menerus, baik dalam konteks materi yang
disampaikan, metode pembelajaran, interaksi guru dan murid, lingkungan belajar,
praktik, dan lain sebagainya. Pembeharuan dan inovasi akan menghilang rasa
bosan dan malas, menjadi suasana yang lebih menarik, antusias, dan powerful.
5. Mengedepankan
Tanggung Jawab Kolektif
Tanggung jawab adalah sikap mental
yang siapmelakukan tugas lahir dan batin sampai tuntas, bahkanmelebihi target
yang diterapkan. Tangggung jawab menjadi karak ter mental yang menjadikan
pelaku tidak bersifat kalkulatif material, tetapi kepuasan orang lain yang
menjadi ukurannya.
Sebagai sebuah team work, team
teaching bersifat kolektif. Kesuksessannya ditentukan oleh kekompakkan dan
kebersamaan team dalam meningkatkan kualitas, baerbagi peran, dan mengembangkan
kreativitas.jangan sampai satu dengan yang lainnya berjalan sendiri-sendiri,
miskomunikasi, dan hal-hal negative lainnya. Sebab, yang akan menjadi korban
adalah anak didik. Mereka tidak akan mendapatkan pembelajaran yang sempurna. Berbagai
penelitian yang berkaitan dengan efektifvitas sekolah menyimpulkan bahwa
kelemahan utama manajemen pendidikan adalah terletak pada team work yang tidak
solid.
Team teaching harus menjadikkan
tanggung jawab mendidik diatas segala-galanya. Pola piker yang harus terbangun
adalah bahwa mendidik merupakan tanggung jawab dalam membentuk kader-kader
bangsa yang akan menentukan perjalanan neegri ini kedepan.
Kebersamaan menjadi senjata ampuh
dalam meraih cita-cita besar. Sementara perceraian, permusuhan, dan komflik
akanmelemahkan kekuatan. Maka, etos kebersamaan ini harus dijaga dan
dilestarikan dalam team teaching sehingga cita-cita luhurnya dapat diraih
secara maksimal.
BAB
111
PENUTUP
A. Kesimpulan
Menurut penulis kesimpulan
dari makalah ini yaitu;
1.
Tips sukses micro teaching
v Tersedianya
laboratorium
n Fungsi
intruksional
n Fungsi
pembinaan
n Fungsi
daignostik
n Fungsi
integral listik
n Fungsi
supervisi
n Fungsi
eksperimental
v Membekali
kompetensi guru
v Melakukan
pengawasan
v Evaluasi
secara kontinu
n Valid
n Objektif
n Adil
n Terbuka
n Bermakna
v Menggunakan
manajemen yang professional
2.
Tips team teaching
v Perencanaan
yang matang
n Identifikasi
tugas-tugas
n Analisis
tugas
n Penetapan
kemampuan
n Spesifikasi
Pengetahuan, Ketrampilan, dan Sikap
n Identifikasi
Kebutuhkan Pendidikan dan Latihan
n Perumusan
Tujuan
n Kriteria
Keberhasilan Program
n Organisasi
sumber-sumber belajar
n Pemilihan
strategi pengajaran
n Uji
lapangan program
n Pengukuran
reabilitas program
n Perbaikan
dan penyesuaian program
n Pelaksanaan
program
n Monitoring
program
v Kerja
sama sinergis
v Aktif
mengevaluasi
v Melakukan
pembaruan dan inovasi
v Mengedepankan
tanggung jawab kolektif
B. Saran
Saran penulis
sebaiknya makalah ini mengunakan bahasa yang mudah di pahami, serta
penjelsannya padat dan mudah di pahami.
DAFTAR
PUSTAKA
Asmani,
Jamal Ma’mur.2010.Pengenalan Dan Pelaksanaan Lengkap Micro Teaching Dan Team
Teaching.Jogjakarta:Diva Press
Tidak ada komentar:
Posting Komentar