Jumat, 04 April 2014

makalah mikro taeching tips efektif mikro teahing dan team teaching




Kata pengantar

Puji Syukur kami panjatkan kehadirt Tuhan Yang Maha Esa, kerena oleh hidayahnya kami dapat menyelesaikan tugas pembuatan makalah mikro teaching dengan judul “Tips Efektif Pelaksanaan micro teaching dan Team Teaching”. Makalah ini buat dengan tujuan untuk melengkapi tugas micro teaching.
Kami mengucapkan terimakasih buat para pembaca yang telah membaca makalah ini. Tak ada gading yang tak retak, begitula dengan pembuatan makalah ini masih banyak kesalahan. Penulis mengharapkan saran pembaca untuk memperbaiki makalah ini. Trima kasih.


                                                                              Manokwari, 21 Maret 2014
                                                                                          Penulis  


Dafatr Isi

Kata Pengantar                                     …………………………………… . 1                              
Daftar Isi                                              ……………………………………. 2
Bab 1                                                    ……………………………………. 3
Pendahuluan                                         ……………………………………. 3
A.    Latar Belakang                         ……………………………………. 3
B.     Rumusan masalah                     ……………………………………. 4
C.     Tujuan penulisan                       ……………………………………. 4
D.    Manfaat penulisan makalah      ……………………………………. 4

Bab 2                                              ……………………………………. 5 
Pembahasan                                    ……………………………………. 5 
A.    Tips Sukses Micro Teaching    ………………………………… 5
B.     Tips Sukses Team Teaching    ………………………………… 11

Bab 3                                                    …………………………………… 18
Penutup                                                …………………………………… 18
A.    Kesimpulan                               …………………………………… 18
B.      Saran                                        ………………………………….... 19

Daftar Pustaka                                      ………………………………….. 20




BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Micro teaching atau pengajaran Mikro merupakan kegiatan yang sangat vital bagi setiap mahasiswa atau calon guru. Untuk memenuhi tuntutan agar dapat percaya diri  dan professional di bidang keguruan.
Pembelajaran adalah proses utama pendidik. Interaksi guru dan murid secara dialogis dan kritis adalah penentu efektivitas program pembelajaran. Artinya dibutuhkan inovasi pembelajaran dengan berbagai dengan pendekatan yang efektif untuk membangkitkan semangat belajar anak didik.
Dilihat dari aspek historis bahwa Pengajaran mikro mulai di kembangkan di Universitas Stanford pada tahun 1963, dalam rangka menemukan metode latihan bagi para calon guru yang lebih efektif. Dalam rangka mengembangkan keterampilan mengajar, ketrampilan mengajar yang kompleks itu dipecah - pecah menjadi sejumlah keterampilan agar mudah dipelajari. Di samping itu diteliti pula cara-cara menggunakan metode secara fleksibel dan efektif, dan disertai pertanyaan-pertanyaan sebagai reinforcement.
Dengan demikian, guru yang professional adalah guru yang memiliki kompetensi seni dan ketrampilan dalam mengajar. Ketrampilan mengajar memerlukan ketrampilan secara spesifik dalam bentuk micro teaching. Micro teaching merupakan syarat mutlak bagi calon guru untuk mendapatkan pengaaman-pengalaman nyata dalam berbicara di depan kelas, mengajar, mengetahui secara langsung keadaan kelas dan metode, model, strategi dan pendekatan apa yang cocok untuk murid di dalam kelas.
Globalisasi informasi dan teknologi menjadi tantangan yang serius dalam dunia pendidikan. Di era ini, profesionalitas guru menjadi syarat mutlak efektivitas lembaga pendidikan. Jika guru tidak professional maka dunia pendidikan di negeri akan akan menjadi terbelakang dan sulit bersaing dengan dunia luar.
Pembelajaran Micro Teaching merupakan bekal bagi setiap calon guru dalam menghadapi praktik lapangan.  Micro Teaching dan Team Teaching adalah terobosan progresif dalam dunia pendidikan, yang diharapkan mampu mendongkrak prestasi pendidikan di negeri ini sehubungan dengan tantangan dunia global yang semakin ketat.
Menurut MZ. Mandaru, peran guru sangat penting dalam pendidikan. Baik atau buruknya pendidikan tergantung bagaimana seorang guru melalkukan pendekatan dengan murid dan dari cara mengajarnya. Guru adalah sarana untuk mewujudkan kecerdasan bangsa dan cita-cita negara. Sehingga antara guru dan pendidikan merupakan suatu komponen yang tak terpisahkan.
Sebagai sebuah terobosan progresif dalam pembelajaran, micro teaching dan team teaching harus didukung oleh sistem operasional yang efektif dan professional. System tersebut berkisar pada masalah sumber daya manusia dan sumber daya financial yang terintegrasi dengan baik. Dari sana, sarana dan prasana yang di butuhkan dapat di penuhi, serta difungsikan dengan baik dan penuh determinasi.
Dalam konteks inilah dibutuhkan tips efektif pelaksanaan micro teaching dan team teaching yang akan menyukseskan target pembelajaran yang di cita - citakan.  

B.     Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut:
1.      Apa saja tips suskes Micro teaching?
2.      Apa saja tips sukses Team Teaching?

C.     Tujuan Penulisan
Berdasarkan rumusan masalah tujuan penulisan makalah ini adalah :
1.      Menjelaskan tips sukses micro teaching.
2.      Menjelaskan tips sukses Team Taching.

D.    Manfaat Penulisan Makalah
Adapun manfaat penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
1.      Mahasiswa-mahasiswi
agar dapat berani tampil berbicara didepan kelas, dan mendapat pengetahuan tambahan sendiri.
BAB II
PEMBAHASAN

A.    TIPS SUKSES MICRO TEACHING
Ada beberapa tips agar mikro teaching dapat berjalan sukses, lancar, dan sesuai dengan yang diharapkan. Beberapa tips tersebut adalah sebagai berikut.
1.      Tersedianya Laboratorium
Tersedianya laboratorium adalah sebuah keniscayaan. Laboratorium itu menjadi media eksperimentasi, observasi, dan generalisasi metode pembelajaran yang akan diaplikasikan guru dalam mengajar. Laboratorium inilah yang dijadikan sebagai instrument evaluasi oleh guru senior dalam menilai kemampuan guru junior atau kesempatan menyerap pengalaman junior kepada guru senior. Laboratorium tersebut harus dilengkapi dengan berbagai fasilitas dan media pembelajaran yang presenatatif. Misalnya, ada multi media dan perangkat audio visual, televisi, komputer, dan lain sebagainya.
Menurut A. Suherman, Laboratorium micro teaching memiliki enam fungsi. Berikut ke enam fungsi tersebut.
Ø  Fungsi Intruksional
Laboratorium berfungsi menyediakan fasilitas bagi calon guru atau tenaga pendidik untuk berlatih, memperbaiki, dan meningkatkan ketrampilan dalam pembelajaran. Pada hakikatnya, semua kegiatan tersebut merupakan latihan penerapan pengetahuan tentang metode dan teknik mengajar atau ilmu keguruan yang telah dipelajari sacara teoritis.
Ø  Fungsi pembinaan
Laboratorium micro teaching menyediakan kemudahan untuk membina atau mengembangkan ketrampilan khusus tentang teknik-teknik mengajar yang efektif bagi tenaga kependidikan
Ø  Fungsi diagnostik
Laboratorium micro teaching menyediakan fasilitas dan kondisi spesifik untuk calon guru/tenaga kependidikan yang mengalami kesulitan dalam melaksanakan ketrampilan-ketrampilan tertentu dalam proses belajar dan mengajar. 
Ø  Fungsi Integralistik
Pengajaran melaui micro teaching merupakan bagian integral dari program pengalaman lapangan (PPL).  Ia juga merupakan mata kuliah prasayarat PPL, dan berstatus mata kliah wajib lulus.
Ø  Fungsi Supervisi
Laboratorium micro teaching dapat juga digunakan oleh calon tenaga pendidik untuk meningkatkan ketrampilan dalam hal mengajar. Pada gilirannya, ia akan mampu memberikan bimbingan secara profeional kepada guru-guru di sekolah.
Ø  Fungsi Eksperimental
Keberadaan laboratorium micro teaching berfungsi sebagai wahana percobaan bagi para pakar pendidikan. Seperti, seorang dosen atau ahli, berdasarkan penelitaiannya, menemukana suatu model atau metode pembelajaran. Sebelum penemuaaan itu di praktikan dilapangan, terlebih dahulu ia dapat mengujinya di laboratorium micro teaching ini. Dengan demikian, hasilnya dapat di evaluasi, dan dapat diketahui letak kelemahannya untuk segera dilakukan perbaikkan.
Oleh karena fungsi itu, laboratorium micro teaching harus terdiri atas ruangan khusus yang dilengkapi dengan kamera video, recoder, microphone, dan penerangan yang cukup. Ukuran luas ruangan micro teaching tidak ada standar yang baku.
Selanjutnya tersedia sebuah sarana lain. Seperti halnya sebuah ruang kelas yang dilenkapi dengan white board , meja, kursi dan OHP kalau memang di perlukan. Seorang teknisi atau operator andal yang sekaligus dapat bertindak sebagai cameramen adalah sangat di butuhkan keberadaannya dalam micro teaching. Hal tersebut dikarenakan pengusaan teknis rekaman video/audio menjadi prasyarat yang mutlak.

2.      Membekali Kompetensi Guru
Guru adalah modal utama dalam pembelajaran. Ia bahakan memegang peranan utama dalam signifikan dalam sebuah dinamika pendidikan. Guru inilah, yang harus diberdayakan pertama kali karena dampaknya sangat luas. Bahkan dalam hal internalisasi moral dan pencerahan intelektual para murid.
Sebelum masuk dalam micro teaching, guru sebaiknya dibekali dengan kemampuan dasar pengajaran yang meliputi metode dan teknik mengajar, pembuatan RPP, penggunaan media pembelajaran, dan kemampuan menguasai kelas. Sehingga saat masuk dalam laboratorium, ia siap tampil sebagai seniman dalam panggung teater yang mampu menampilkan variasi metode pembelajaran secara aktif, dinamis, dan kreatif.
Dalam konteks pengembangan professionalitas ini, sangat penting bagi guru mempelajari cara mengajar aktif. Pembelajaran aktif (active learning) tampaknya telah menjadi pilihan utama dalam praktik pendidikan saat ini. Di Indonesia, gerakkan pembelajaran aktif ini terasa semakin mengemuka bersamaan dengan upaya reformasi pendidikan nasional, yaitu sejak sekitar akhir tahun 90-an. Gerakkan perubahan ini semakin berlanjut hingga sekarang, dan guru terus menerus semakin didorong, agar dapt menerapkan konsep pembelajaran aktif dalam setiap praktik pembelajaran.

3.      Melakukan Pengawasaan
Pengawasaan harus dilakukan dengan mengumpulkan informasi dan dat sesuai dengan fakta yang terjadi di lapangan. Kemudian data tersebut dideskripsikan dan dianalisis dengan perangkat keilmuan yang jelas dan terukur. Dengan demikian, akan diketahui respon anak didik yang respek, apresiatif, dan fress terkait dengan pendekaan yang digunakan seorang guru dalam proses pembelajaran dan mengajar. Atau sebaliknya anak didik justru merasa malas, bosan dan ingin cepat selesai karena pengetahuan, penampilan, dan pendekatan yang digunakan seorang guru monoton, pasif, dan sentralistik.
Agar pengawasan dapat berjalan secara efektif, berikut beberapa hal yang haruds diperhatikan
Ø  Pengawasan harus dikaitan dengan tujuan dan kriteri dalam system pendidikan, efisiensi, dan produktivitas.
Ø  Pengawasaan hendaknya disesuaikan dengan sifat dan kebutuhan organisasi. oleh karena itu, perlu diperhatikan pola dan tata organisasi, baik dalam hal susunan, peraturan, kewenangan dan tugas-tugas yang telah di gariskan dalam uraian tugas(job description).

Ø  Pengawasan harus dilakukan secara proporsional. Jika pengawasan terhadap team terlampau sering, ada kencendrungan mereka akan kehilangan otonomi, bahkan pengawasan terkadang dirasakan sebagai bentuk pengekangan. Di beberapa keadaan, pengawasaan yang sedemikian ketatnya, karyawan cendrung berpikir untuk melakukan pembelaan diri dari pada berusaha menunjukan pertasi kerja yang baik.
Ø  Sistim pengawasan harus dikemudikan (steering controls), yaitu tanpa mengorbankan otonomi dan kehormatan manajerial, tetapi fleksibel. Artinya, system pengawasan menunjukan kapan dan dimana tindakkan korektif harus diambil masalahnya, pengawasan memiliki implikasi emosional dan motivasional yang berhubungan dengan konsekuensi fungsional dan disfungsional.
Ø  Pengawasaan hendaknya mengacu kepada tindakkan perbaikkan. Dengan kata lain, tidak hanya mengukapkan penyimpangan, tetapi juga penyediaan alternatif dan menetukan tindakkan perbaikkan.
Ø  Pengawasaan hendaknya mengacu kepada prosedur pemecahan masalah, menetukan penyebab, membuat rancangan penanggulangan, melakukan perbaikkan, mengecek hasil perbaikkan, dn mencegah timbulnya masalah yang serupa.

4.      Evaluasi Secara Kontinu
Ada banyak cara yang bisa dilakukan untuk mengevaluasi proses kegiatan belajar dan mengajar. Beberapa cara tersebut antara lain untuk kerja (performance), penugasan (proyek), hasil kerja (produk), tes tulis, portofolio, dan penilaian sikap. Adapun manfaat dari evaluasi antara lain sebagai landasan bagi kegiatan remedial, pengayaan, dan perbaikan pada tingkat selanjutnya.
Evaluasi juga tidak boleh mengenyampingkan prinsip-prinsip dasar yang ada di dalamnya. Beberapa prinsip dasar dalam evaluasi adalah sebagai berikut.



Ø  Valid
Terkadang guru kurang memahami apakah instrument yang kita gunakan dalam evaluasi suda valid atau tidak. Akibatnya, hasil evaluasi yang kita lakukan menimbulkan efek yang baik terhadap keputusan yang akan kita ambil terkait dengan hasil yang kita lakukan.
Evaluasi harus dilaksanakan secara objektif. Pelaksanaan evaluasi, dengan demikian tidak boleh terjebak dalam pertimbangan kemanusiaan yang semu. Akibatnya, hasil evaluasi tidak menggambarkan prestasi siswa yang sebenarnya.
Ø  Adil
Keadilan, dalam hal apa pun, sangat diperlukan. Guru terkadang kurang menyeluruh dalam mengevaluasi peserta didik. Evaluasi yang dilakukan kadang hanya mengambil aspek-aspek tertentu, misalnya pada aspek knowledge saja.. sementara aspek afektif dan psikomotori diabaikan.
Ø  Terbuka
Prinsip ini menekankan agar pelaksanaan dan hasil evaluasi tidak boleh ditutup-tutupi. Guru tidak boleh menutup-nutupi hasil evaluasi karena alasn tertentu. Misalnya, ia merasa tidak senang karena sebagian siswanya mendapatkan hasil yang bagus. Oleh karena itu, guru tersebut enggan untuk memberikan hasil evaluasi siswa yang bersangkutan.
Ø  Bermakna
Seorang guru juga kadang tidak mengerti apa yang hendak ia capai dalam evaluasi yang dilakukan. Ia sekedar melakukan proses adminitrasi dalam kegiatan belajar dan mengajar. Dengan kata lain, ia tidak mengerti makna dari dilakukannya sebuah evaluasi.
Secara umum, manfaat evaluasi bagi program micro teaching akan mengahasilkan solusi-solusi cerdas bagi setiap problem yang ada. Sehingga, problem tersebut tidak berlarut-larut dan menghambat program yang dicanangkan.




5.      Menggunakan Manajemen Yang Profesional
Manajemen yang diterapkan dalam micro teaching harus menjujung tinggi aspek profesionalitas, yaitu aspek keadilan, kesetaraan, dan kesejahteraan. Jangan sampai menerapakan manajemen tradisional yang otoriter, sentralistik, dan top down.
Micro teaching yang sukses, selalu memperhatikan manajemen yang transparan, akuntabel, dan pertisipatif sehingga seluruh komponen yang terlibat merasa di hargai,.
Manajemen yang partisipatif akan mendorong semua elemen untuk memberikan kontribusi sesuai kemampuan masing-masing demi suksesnya micro teaching. Mereka akan terpanggil untuk mendedikasikan kemampuan dan keahliannya demi kesuksessan program yang dirancangkan. Wahana aktualisasi yang relevan akan mendorong masing-masing person di dalamnya untuk menampilkan kemampuan terbaik sesuai dengan jargon.


















   
B.     TIPS SUKSES TEAM TEACHING
Ada beberapa langkah aplikatif dan visioner yang dapat dilakukan dalam rangka merealisasikan team teaching ini. Langkah-langkah tersebut adalah sebagai berikut ini:
Ø  Perencanaan yang matang
Perencanaan menempati peran utama dalam kesuksessaan team teaching. Perencanaan yang dilakukan secara bersama-sama menjadi kebutuhhan pokok. Perencaan itu meliputi beberapa hal antara lain yang diajarkan, referensi yang digunakan, metode yang dipakai, peran masing-masing team, dan langkah-langkah taktis-solutif yang diperlukan.
Dengan perencanaan yang matang, implementasi team teaching dilapangan menjadi lebih mudah. Ada keterbukaan, komunikasi, dan interaksi dinamis antar guru team teaching. Sebab, semua langkah sudah disepakati secara bersama. Tidak ada yang merasa diperlakukan secara objek, tetapi semu team teaching berperan penting dalam menyukseskan agenda.
Menurut Oemar Hamalik, criteria perencanaan pengajaran yang sistemis adalah sebagai berikut:
·         Identifikasi Tugas-Tugas
Kegiatan merancang sebuah program harus dimulai dari identifikasi tugas-tugas yang menjadi tuntutan suatu pekerjaan. Karena itu perlu dibuat suatu job description secara cermat dan lengkap berdasarkan prioritaspekerjaan itu. Selanjut ditentukan peranan-peranan yang harus dilakukan sebagai titik tolak untuk menentukan tugas-tugas yang akan dikerjakan oleh lulusan.
·         Analisis Tugas
Tugas-tugas yang telah ditetapkan secara dimensional itu, selanjutnya dijabarkan menjadi seperangkat tugas yang lebih terperinci. Setiap dimensi tugas dijabarkan sedemikian rupa, dan mencerminkan sesuatu yang harus dikerjakan oleh lulusan.





·         Penetapan Kemampuan
Setiap kemampuan yang ingin dicapai, hendaknya didasarkan pada kriteriakognitif, afektif, performance(perbuatan), produk, dan eksplortaoris. Tentu saja, kemampuan-kemampuan yang diharapakan itu harus relevan dengan tunutnan kerja yang telah ditentukan.
·         Spesifikasi Pengetahuan, Ketrampilan, dan Sikap
Setiap kemampuan (konigtif, afektif, dan performance) yang perlu di miliki siswa hendaknya perlu dirinci menjadi lebih spesifik lagi. Pengetahuan, sikap-sikap danketerampila-keterampilan apa saja yang perlu dimiliki oleh setiap lulusan
·         Identifikasi Kebutuhkan Pendidikan dan Latihan
Langkah ini merupakan analisis kebutuhan pendidikan dan latihan. Artinya jenis-jenis pendidikan atau latihan yang sewajarnya disediakan dalam rangka mengembangkan kemapuan-kemampuan yang telah ditetapkan. Misalnya, kegiatan belajar teoritis dan praktis atau latihan di lapangan.
·         Perumusan Tujuan
Tujuan program atau pendidikan yang bersifat umum handaknya dirumuskan kembali sehingga koheren dengan kemampuan-kemampuan yang hendak di kembangkan.
·         Kriteria Keberhasilan Program
Kriteria, dalam konteks ini, merupakan indicator keberhasilan suatu program. Keberhasilan itu di tandai dengan tercapainya tujuan-tujuan atau kemampuan yang diharapkan. Dengan kata lain, tujuan program dianggap tercapai bila lulusan dapt menunjukkan kemampuan dalam melaksanakan tugas yang telah ditentukan.
·         Organisasi Sumber-Sumber Belajar
Langkah ini menenekankan pada materi pelajaran yang akan disampaikan sehubungan dengan pencapaian kemampuan yang telah ditentukan. Komponen ini juga berisikan sumber materi dan objek masyarakat yang dapat dijadikan sebagai sumber informasi. Semua sumber belajar hendaknya di organisasikan dalam rangka mencpai kemampuan yang telah ditentukkan.
·         Pemilihan strategi pengajaran
Titik berat pada langkah ini adalah penentuan strategi dan metode yang akan digunakan untuk mencapai kemampuan yang diharapkan. Kerena itu perlu dirancang kegiatan-kegiatan pengajaran dalam bentuk kegiatan tatap muka, kegiatan terstruktur, kegiatan mandiri, serta kegiatan berpengalaman lapangan yang relevan dengan bidang yang bersangkutan.
·         Uji Lapangan Program
Pengujian program yang telah didesain dimaksudkan untuk melihat kemungkinan-kemungkinan saat diimplementasikan. Melalui percobaan secarasistematis, sebuah program dapat di nilai kemungkinan keberhasillan dan jenis kesulitan. Pada gilirannya, kegiatan ini dapt memberikan informasi untuk perbaikkan program dalam masa mendatang.
·         Pengukuran Reabilitas Program
Pengukuran ini sejalan dengan pelaksanaan uji coba program di lapangan. Berdasarkan pengukuran itu, dapat di cek sejauh mana efektifitas program, valibitas dan rehabilitas alat ukur, dan efektifitas sistem instruksional. Informasi pengukuran dapat dijadikan sebagai umpan balik perbaikkan dan penyusunan program selanjutnya.
·         Pelaksanaa Program
Pada tingkat ini, perlu dirancang dan dianalisis langkah-langkah yang harus ditempuh dalam rangka pelaksanaan program. Langkah-langkah itu didasari oleh suatu asumsi bahwa rancangan program yang telah didesain secara cermat, serta dilakukan uji coba dan perbaikkan, dapat dipublikasikan da dilakukan dalam sampel yang lebih luas.







·         Monitoring Program
Sepanjang pelaksanaa program, perlu diadakan monitoring secara terus menerus dan berkala untuk menghimpun informasi tentang pelaksanaan program. Kegiatan monitoring hendaknya didesain secara analistis. Mungkin selama pelaksanaan masih terdapat aspek-aspek yang perlu diperbaiki dan diadptasikan. Dengan demikian, pada akhirnya, diharapkan ada pengembangan program yang benar-benar sinkron dengan kebutuhan lapangan, dan memiliki kemampuan beradaptasi.

2.      Kerja Sama Sinergis
Kerja sama sinergis merupakan mentalitas lahir dan batin yang menyatu.Perencanaan tanpa kerja sam sinergis, akan hampa, dan hanya ada dalam kertas. Akan ada banyak benturan, ketegangan, dan konflik yang muncul. Oleh sebab itu, dalam team teaching harus diusahakan mencari patner yang cocok sehingga ada keterbukaan, kerja sama, serta sinergi lahir dan batin.
Kerja sama ini akan tercipta saling pengertian, mengetahui kelebihan dan kekurangan masing-masing,serta menghargai dn menempatkan diri sesuai engan aturan main yang disepakati. Tidak ada paksaan, tekanan, dan dominasi antara yang satu dengan yang lain. Kerja sama atau kooperasi berbeda maknanya dengan kompetisi dan induvidualisme. kompetisi adalah perjuangan menang kalah untuk melihat siapa yang terbaik. Induvidualisme adalah bekerja secara mandiri berdasarkan tujuan pembelajaran dengan tingkat kemampuan dan ruang gerak masing-masing untuk mencapai kriteria keunggulan (individualisme).
Bekerjasama dalam kelompok kecil dapat mempermudah seseorang untuk memastikan semua anggota mengusai atau tidak materi yang akan diberikan (koperasi)kepada siswa. Koperasi berarti bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama. Dalam kegiatan kooperatif, setiap anggota team berusaha untuk mencapai hasil yang menguntungkan bagi diri mereka sendiri dan semua anggota kelompok.


Ada lima esensial dalm kerja kooperatif. Pertama, iterdepensi positif. Interdepensi positif akan terstruktur dengan baik apabila setiap anggota kelompok memandang bahwa mereka terhubung anataa satu sama lain. Kedua, interaksi yang mendorong antar anggota team adalah untuk mencapai sukses dengan saling membantu, mendukung, menyemangati, dan menghargai usaha. Ketiga, tanggung jawab individual (individual accountability). Tanggung jawab individual akan lahir ketika kinerja masing-masing anggota kelompok dinilai, dan hasil penilaian tersebut dikembalikan dianggota kelompok tahu siapa saja yang membutuhkan bantuan, dukungan, dan dorongan lenih besar dalam menyelesaikan tugas.
Keempat, berbagi skill interpersonal dan kelompok kecil (interpersonal and small group skill). Kelima, pemrosesan kelompok (group processing) pemrosesan kelompok terjadi ketika semua anggotanya berdiskusi mengenai seberapa baik mereka telah mencapai tujuan masing-masing, dan seberapa baik mereka telah memelihara hubungan kerja yang efektif. Kelompok perlu menggambarkan tindakan angota yang manakah yang telah sangat membantu ataupun tidak. Selain itu, kelompok juga perlu membuat keputusan tentang sikap mana sajakah yang perlu dilanjutkan atau diubah.

3.      Aktif Mengevaluasi
Tidak ada sesuatu pun yang sempurna, dan semua memiliki kelemahan atau kekurangan. Demikian juga dengan kelemahan dan kekurangan yang terdapat dalam team teaching. Oleh sebab itu, evaluasi menjadi penting.
Dalam team teaching, sebaiknya ada waktu yang konsisten digunakan untuk mengevaluasi kelemahan dan kekurangan yang ada. Ada kesempatan untuk saling memberi dan menerima kritik, saran, masukan serta ide-ide segar dari patner. Sehingga, pembelajaran yang di sampaikkan, semakin hari semakin berkualitas.



Dalam hubungannya dengan manajemen pendidikan, tujuan evaluasi adalah sebagi berikut.
·         Untuk memperoleh dasar pertimbangan akhir suatu periode kerja; apa yang telah dicapai, apa yang belum dicapai, dan apa yang perlu mendapat perhatian khusus.
·         Untuk menjamin cara kerja yang efektif dan efisien, yang membawa organisasi kepada penggunaan sumberdaya pendidikan (manusia/tenaga, sarana/prasarana, biaya) secara efisien.
·         Untuk memperoleh fakta tentang kesulitan, hambatan, dan peyimpangan dilihat dari aspek tertentu. Misalnya, dalam hal pelaksanaan program tahunan, dan kemajuan belajar.
Dengan evaluasi yang dilakukan secara rutin, masalh-masalah yang timbul akan terpecahkan, dan spirit membangun masa depan akan kembali menyeruak dengan kuat dalam pribadi masing-masing.

4.      Melakukan Pembaharuan dan Inovasi
Pembaharuan dan inovasi merupakan spirit dalam sebuah kemajuan. Segala sesuatu yang baru akan membawa kita kepada keadaan yang menyegarkan,penuh warna,serta jauh drai kebosanan dan stagnasi. Kita akan berjalan dengan semangat tinggi dalam mencapai target kualitas yang mendalam dan penuh makna.
Pembaharuan dan inovasi membutuhkan pemikiran cemerlang, genuine, dan kontekstualisasi antar hasil perenungan dan analisi detail suatu masalah. Selainitu, pembaharuan dan inovasi membutuhkan keberanian, tekad, dan keyakinan yang kuat dalm aplikasinya. Komitmen dan konsistensi mengejar cita-cita akan melahirkan banyak pembaharuan an inovasi yang bermanfaat bagi masyarakat dalam jangka panjang. Selain harmonisasi sosia, progresivitas juga akan mengalir deras dari pemikiran dan aksi-aksi pembaru.
Team teaching sangat mengharapkan pembaruan dan inovasi secara terus menerus, baik dalam konteks materi yang disampaikan, metode pembelajaran, interaksi guru dan murid, lingkungan belajar, praktik, dan lain sebagainya. Pembeharuan dan inovasi akan menghilang rasa bosan dan malas, menjadi suasana yang lebih menarik, antusias, dan powerful.
5.      Mengedepankan Tanggung Jawab Kolektif
Tanggung jawab adalah sikap mental yang siapmelakukan tugas lahir dan batin sampai tuntas, bahkanmelebihi target yang diterapkan. Tangggung jawab menjadi karak ter mental yang menjadikan pelaku tidak bersifat kalkulatif material, tetapi kepuasan orang lain yang menjadi ukurannya.
Sebagai sebuah team work, team teaching bersifat kolektif. Kesuksessannya ditentukan oleh kekompakkan dan kebersamaan team dalam meningkatkan kualitas, baerbagi peran, dan mengembangkan kreativitas.jangan sampai satu dengan yang lainnya berjalan sendiri-sendiri, miskomunikasi, dan hal-hal negative lainnya. Sebab, yang akan menjadi korban adalah anak didik. Mereka tidak akan mendapatkan pembelajaran yang sempurna. Berbagai penelitian yang berkaitan dengan efektifvitas sekolah menyimpulkan bahwa kelemahan utama manajemen pendidikan adalah terletak pada team work yang tidak solid.
Team teaching harus menjadikkan tanggung jawab mendidik diatas segala-galanya. Pola piker yang harus terbangun adalah bahwa mendidik merupakan tanggung jawab dalam membentuk kader-kader bangsa yang akan menentukan perjalanan neegri ini kedepan.
Kebersamaan menjadi senjata ampuh dalam meraih cita-cita besar. Sementara perceraian, permusuhan, dan komflik akanmelemahkan kekuatan. Maka, etos kebersamaan ini harus dijaga dan dilestarikan dalam team teaching sehingga cita-cita luhurnya dapat diraih secara maksimal.










BAB 111
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Menurut penulis kesimpulan dari makalah ini yaitu;
1.      Tips sukses micro teaching
v  Tersedianya laboratorium
n  Fungsi intruksional
n  Fungsi pembinaan
n  Fungsi daignostik
n  Fungsi integral listik
n  Fungsi supervisi
n  Fungsi eksperimental
v  Membekali kompetensi guru
v  Melakukan pengawasan
v  Evaluasi secara kontinu
n  Valid
n  Objektif
n  Adil
n  Terbuka
n  Bermakna
v  Menggunakan manajemen yang professional

2.      Tips team teaching
v  Perencanaan yang matang
n  Identifikasi tugas-tugas
n  Analisis tugas
n  Penetapan kemampuan
n  Spesifikasi Pengetahuan, Ketrampilan, dan Sikap
n  Identifikasi Kebutuhkan Pendidikan dan Latihan
n  Perumusan Tujuan
n  Kriteria Keberhasilan Program
n  Organisasi sumber-sumber belajar
n  Pemilihan strategi pengajaran
n  Uji lapangan program
n  Pengukuran reabilitas program
n  Perbaikan dan penyesuaian program
n  Pelaksanaan program
n  Monitoring program
v  Kerja sama sinergis
v  Aktif mengevaluasi
v  Melakukan pembaruan dan inovasi
v  Mengedepankan tanggung jawab kolektif

B.     Saran
Saran penulis sebaiknya makalah ini mengunakan bahasa yang mudah di pahami, serta penjelsannya padat dan mudah di pahami.












DAFTAR PUSTAKA

Asmani, Jamal Ma’mur.2010.Pengenalan Dan Pelaksanaan Lengkap Micro Teaching Dan Team Teaching.Jogjakarta:Diva Press



Tidak ada komentar: